Selasa, 17 Januari 2012

Kampung Bahasa Inggris Kediri




Lokasi tepatnya adalah di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saya berani katakan kalau di sini adalah pusat kursus Bahasa Inggris termurah dan terbesar di Indonesia.
Bayangkan saja, satu program intensif setiap hari selama 1 bulan dengan pertemuan selama 1,5 jam dihargai kurang dari 100 ribu. Kontras dengan EF yang bahkan mencapai 1 juta/bulan untuk pertemuan yang hanya 3 kali seminggu.

Namun, memang tempat belajar mengajarnya sederhana. Ada yang di dalam ruangan yang dibentuk dari batako tanpa semen dan cat, lalu duduk di kursi kayu. Ada juga di ruangan bersih tapi duduk lesehan. Bahkan ada yang di luar ruangan dengan memanfaatkan gazebo seadanya. Sederhana, namun saya rasa tidak mengurangi makna sedikitpun.

Kemudian saya katakan terbesar karena ada sekitar 30 lembaga kursus bahasa dengan kelebihannya masing-masing. Ada yang terkenal dengan program speakingnya (Dafodiles dan Webster), ada yang jago di grammer (Smart), ada yang punya program khusus TOEFL (Elfast), ada juga yang mempunyai ujian langsung ngobrol dengan turis asing di Bali (Harfard), dan sebagainya. Pilihan tergantung tujuan kita apa.
Ratusan, mungkin ribuan, orang yang sengaja datang ke Pare hanya untuk kursus. Asalnya ada yang dari Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Lampung, NTB, Bandung, dsb. Anak Jakarta juga banyak. Ketiga teman sekamar saya kebetulan semuanya dari Jakarta. Beruntung bagi saya, karena jadi tidak terlalu kaget menghadapi budaya yang baru. Analisis singkat saya, sebagian besar yang kursus di Pare adalah siswa yang baru lulus SMA atau mahasiswa yang juga baru lulus. Dua orang teman sekamar saya baru lulus UNJ dan Unpad. Satu orang lagi baru lulus SMA.

Tidak sulit juga menemui Sarjana Sastra Inggris yang kursus di sini. Salah satu teman saya lulusan sastra Inggris dari salah satu kampus swasta terkemuka mengaku pelajaran grammer di sini dalam sekali, banyak yang tidak didapatnya di kampus. Saya pun mengakui, pengajar-pengajar di sini sudah sangat expert untuk grammer.

Layaknya pusat-pusat pembelajaran di tempat lain, Kampung Bahasa juga menumbuhkan berbagai aktivitas perekonomian di Pare. Banyak tempat-tempat kos yang ditawarkan. Ada dua jenis tempat kos, English Area (EA) dan bukan EA. Kalau yang bukan EA, penghuni tempat kos hanya diberi fasilitas tempat tinggal saja. Sedangkan di EA, ada tambahan program yang ditawarkan untuk memperlancar belajar Bahasa Inggris. Ada macam-macam program yang ditawarkan EA. Program dasar adalah wajib berbahasa Ingris di lingkungan kos. Oleh karenanya, kebanyakan penghuni baru langsung mengidap penyakit gagu akut. Kemudian ada beberapa program tambahan lagi, tergantung tempatnya.

Saya hanya bisa mencontohkan satu EA, yaitu Access. Saya tinggal di Access 4 selama 2 minggu. Biayanya 175 ribu/bulan. Dengan uang sejumlah itu, kita sudah diberi fasilitas akomodasi sekaligus 3 program tambahan. Pertama, pk 5.00 – 6.30 adalah latihan membaca expression kemudian menghapalnya. Ada sekitar 10 expression setiap harinya. Ini sangat penting untuk membantu percakapan sehari-hari. Kedua, pk 16.00 – 17.30 ada kelas Pronounciation dengan logat Amrik. Di sinilah kelebihan Access, pronounce-nya bagus. Lalu, program yang terakhir, pk 18.30 – 20.00, kita diajak berdiskusi, berdebat, presentasi, nonton, dsb untuk mengaplikasikan Bahasa Inggris kita.
Memang akomodasi yang diberikan sederhana. Jangan harap di Kampung Bahasa bisa mendapat kamar kos ber-AC. Mencari kamar yang satu kamar untuk satu orang saja sulit. Kamar saya di Access diisi 4 orang dengan kasur kapuk tanpa dipan dan lemari. Tapi bagi saya fasilitas tersebut cukup nyaman dan manusiawi. Bisa saya katakan, Access tempat saya tingal ini termasuk yang premium, malah bisa jadi yang paling mahal. Tapi Access sering menjadi rekomendasi banyak orang karena memang bagus. Saya pernah dengar cerita, di daerah ini ada yang menawarkan kos (bukan EA) dengan biaya sewa 35 ribu/bulan. Tapi ini jarang-jarang. Kalau saya ambil rata-rata, kos bukan EA di Pare sebesar 75 ribu/bulan.

Program di asrama (EA) sengaja di-set subuh dan sore ke atas supaya pada jam kerja penghuni bisa ikut kursus lagi di luar sesuai tujuannya.
Tempat kursus kebanyakan tidak jauh dari kosan. Sangat mungkin untuk jalan kaki. Tapi sebagian besar memilih sepeda sebagai alat transportasi. Ya, sepeda, ini yang unik. Pertama kali sampai di terminal Kediri, saya terbengong-bengong melihat pemuda usia SMA memakai baju koko, sarung, lengkap dengan pecinya, ber-ontel ria di jalan. Tapi itu sudah biasa bagi masyarakat daerah itu.
Saking “in” nya sepeda, banyak bermunculan tempat penyewaan sepeda. Harganya sekitar 40 ribu/bulan. Bermacam pilihan sepeda yang ditawarkan, tapi kebanyakan sepeda tua. Kalau berniat kursus lebih dari 3 bulan, saya sarankan untuk membeli saja, jangan menyewa. Harga sepeda-sepeda second berkisar antara 100 – 300 ribu. Setelah kursus, sepeda itu bisa dijual lagi ke bengkel sepeda.

Masalah makanan, lebih mudah lagi. Makanan di sini murah. Sepiring nasi dengan ayam lengkap dengan sayurnya dihargai 4500. Nasi dengan telur dan sayur dihargai 3000. Yang lain mungkin bisa diprediksi sendiri. Budget makan 10 ribu/hari saya rasa cukup.
Untuk hiburan, memang sulit didapatkan di Pare. Kebanyakan dari kami harus pergi dulu ke malang (perjalanan 2 jam) untuk bisa mendapatkan hiburan. Kalau tidak ada program di siang hari, mati gaya rasanya. Mau keluar, rasanya panas betul, mau belajar sudah bosan, mau tidur pun sulit karena panas. Jadi, saya sarankan untuk membawa laptop, kalau bisa yang sudah dilengkapi dengan modem. Atau, bawa apa saja yang bisa membuat terhibur.

Berikut saya coba buat rancangan budget untuk belajar Bahasa Inggris di Pare. Dari perjalanan berangkat dari Jakarta dengan keadaan tidak PD berbicara English dan payah dalam menulis sampai tiga bulan kemudian pulang dengan PD berbicara Bahasa Inggris dan yakin akan grammer yang dibuat dalam karangannya.

Perjalanan dari Jakarta bisa naik Kereta sampai Jombang (kereta Bangunkarta), bisa juga dengan Bis sampai di Kediri. Harga kereta Bangunkarta Eksekutif 180 ribu, Bangunkarta bisnis 130 ribu, ekonomi kurang dari 50 ribu. Harga bis Eksekutif Lorena 215 ribu, tapi itu saya beli di akhir tahun, ketika harga sedang naik, kalau hari biasa bisa lebih murah lagi. Dari terminal Kediri, naik bis Puspa Indah jurusan Kediri-Malang, turun di BEC (tempat kursus paling tua di Pare) atau turun di GP (Garuda Park), kemudian naik becak sampai kosan yang diinginkan. Becak dari GP maksimal 5 ribu. Tawar dulu sebelum naik.



Saran saya, di bulan pertama, santai saja dulu, lihat situasi, perluas pergaulan, cari informasi. Masuk ke EA kemudian ambil program speaking dari Daffodiles untuk membangun keberanian berbicara Bahasa Inggris. Di akhir bulan pertama, kita bisa refreshing dengan mengikuti paket wisata ke Bali seharga 200 ribu. Ada sekitar 10 tujuan wisata terkenal sudah masuk dalam paket itu. Jangan heran dengan harganya. Di pare 100 rupiah juga masih berharga.

Di bulan ke-2 dan 3, coba pindah ke tempat yang bukan EA, kemudian ikuti program Planet English dari kursusan Kresna selama 7 minggu dengan biaya 190 ribu. Dalam program ini ada 5 pertemuan setiap harinya, tersebar dari pk 5.30 sampai pk 20.30. masing-masing pertemuan lamanya 1,5 jam. Perhitungan saya, total semua itu menghabiskan 2.430.000. Namun, Anda masih bisa irit sampai kurang dari 2 juta dengan mengurangi biaya transpor dan meniadakan jalan-jalan ke Bali. Saya jamin, sekembalinya, Anda akan merasa jauh lebih baik dalam berbahasa Inggris…
Semoga bermanfaat…=)