Lokasi tepatnya adalah
di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saya berani
katakan kalau di sini adalah pusat kursus Bahasa Inggris termurah dan terbesar
di Indonesia.
Bayangkan saja, satu
program intensif setiap hari selama 1 bulan dengan pertemuan selama 1,5 jam
dihargai kurang dari 100 ribu. Kontras dengan EF yang bahkan mencapai 1
juta/bulan untuk pertemuan yang hanya 3 kali seminggu.
Namun, memang tempat
belajar mengajarnya sederhana. Ada yang di dalam ruangan yang dibentuk dari
batako tanpa semen dan cat, lalu duduk di kursi kayu. Ada juga di ruangan
bersih tapi duduk lesehan. Bahkan ada yang di luar ruangan dengan memanfaatkan
gazebo seadanya. Sederhana, namun saya rasa tidak mengurangi makna sedikitpun.
Kemudian saya katakan
terbesar karena ada sekitar 30 lembaga kursus bahasa dengan kelebihannya
masing-masing. Ada yang terkenal dengan program speakingnya (Dafodiles dan
Webster), ada yang jago di grammer (Smart), ada yang punya program khusus TOEFL
(Elfast), ada juga yang mempunyai ujian langsung ngobrol dengan turis asing di
Bali (Harfard), dan sebagainya. Pilihan tergantung tujuan kita apa.
Ratusan, mungkin
ribuan, orang yang sengaja datang ke Pare hanya untuk kursus. Asalnya ada yang
dari Kalimantan, Sulawesi, Aceh, Lampung, NTB, Bandung, dsb. Anak Jakarta juga
banyak. Ketiga teman sekamar saya kebetulan semuanya dari Jakarta. Beruntung
bagi saya, karena jadi tidak terlalu kaget menghadapi budaya yang baru.
Analisis singkat saya, sebagian besar yang kursus di Pare adalah siswa yang
baru lulus SMA atau mahasiswa yang juga baru lulus. Dua orang teman sekamar
saya baru lulus UNJ dan Unpad. Satu orang lagi baru lulus SMA.
Tidak sulit juga
menemui Sarjana Sastra Inggris yang kursus di sini. Salah satu teman saya
lulusan sastra Inggris dari salah satu kampus swasta terkemuka mengaku
pelajaran grammer di sini dalam sekali, banyak yang tidak didapatnya di kampus.
Saya pun mengakui, pengajar-pengajar di sini sudah sangat expert untuk grammer.
Layaknya pusat-pusat
pembelajaran di tempat lain, Kampung Bahasa juga menumbuhkan berbagai aktivitas
perekonomian di Pare. Banyak tempat-tempat kos yang ditawarkan. Ada dua jenis
tempat kos, English Area (EA) dan bukan EA. Kalau yang bukan EA, penghuni
tempat kos hanya diberi fasilitas tempat tinggal saja. Sedangkan di EA, ada
tambahan program yang ditawarkan untuk memperlancar belajar Bahasa Inggris. Ada
macam-macam program yang ditawarkan EA. Program dasar adalah wajib berbahasa
Ingris di lingkungan kos. Oleh karenanya, kebanyakan penghuni baru langsung
mengidap penyakit gagu akut. Kemudian ada beberapa program tambahan lagi,
tergantung tempatnya.
Saya hanya bisa
mencontohkan satu EA, yaitu Access. Saya tinggal di Access 4 selama 2 minggu.
Biayanya 175 ribu/bulan. Dengan uang sejumlah itu, kita sudah diberi fasilitas
akomodasi sekaligus 3 program tambahan. Pertama, pk 5.00 – 6.30 adalah latihan
membaca expression kemudian menghapalnya. Ada sekitar 10 expression setiap
harinya. Ini sangat penting untuk membantu percakapan sehari-hari. Kedua, pk
16.00 – 17.30 ada kelas Pronounciation dengan logat Amrik. Di sinilah kelebihan
Access, pronounce-nya bagus. Lalu, program yang terakhir, pk 18.30 – 20.00,
kita diajak berdiskusi, berdebat, presentasi, nonton, dsb untuk mengaplikasikan
Bahasa Inggris kita.
Memang akomodasi yang
diberikan sederhana. Jangan harap di Kampung Bahasa bisa mendapat kamar kos
ber-AC. Mencari kamar yang satu kamar untuk satu orang saja sulit. Kamar saya
di Access diisi 4 orang dengan kasur kapuk tanpa dipan dan lemari. Tapi bagi
saya fasilitas tersebut cukup nyaman dan manusiawi. Bisa saya katakan, Access
tempat saya tingal ini termasuk yang premium, malah bisa jadi yang paling
mahal. Tapi Access sering menjadi rekomendasi banyak orang karena memang bagus.
Saya pernah dengar cerita, di daerah ini ada yang menawarkan kos (bukan EA)
dengan biaya sewa 35 ribu/bulan. Tapi ini jarang-jarang. Kalau saya ambil
rata-rata, kos bukan EA di Pare sebesar 75 ribu/bulan.
Program di asrama (EA)
sengaja di-set subuh dan sore ke atas supaya pada jam kerja penghuni bisa ikut
kursus lagi di luar sesuai tujuannya.
Tempat kursus
kebanyakan tidak jauh dari kosan. Sangat mungkin untuk jalan kaki. Tapi
sebagian besar memilih sepeda sebagai alat transportasi. Ya, sepeda, ini yang
unik. Pertama kali sampai di terminal Kediri, saya terbengong-bengong melihat
pemuda usia SMA memakai baju koko, sarung, lengkap dengan pecinya, ber-ontel
ria di jalan. Tapi itu sudah biasa bagi masyarakat daerah itu.
Saking “in” nya sepeda,
banyak bermunculan tempat penyewaan sepeda. Harganya sekitar 40 ribu/bulan.
Bermacam pilihan sepeda yang ditawarkan, tapi kebanyakan sepeda tua. Kalau
berniat kursus lebih dari 3 bulan, saya sarankan untuk membeli saja, jangan
menyewa. Harga sepeda-sepeda second berkisar antara 100 – 300 ribu.
Setelah kursus, sepeda itu bisa dijual lagi ke bengkel sepeda.
Masalah makanan, lebih
mudah lagi. Makanan di sini murah. Sepiring nasi dengan ayam lengkap dengan
sayurnya dihargai 4500. Nasi dengan telur dan sayur dihargai 3000. Yang lain
mungkin bisa diprediksi sendiri. Budget makan 10 ribu/hari saya rasa cukup.
Untuk hiburan, memang
sulit didapatkan di Pare. Kebanyakan dari kami harus pergi dulu ke malang
(perjalanan 2 jam) untuk bisa mendapatkan hiburan. Kalau tidak ada program di
siang hari, mati gaya rasanya. Mau keluar, rasanya panas betul, mau belajar
sudah bosan, mau tidur pun sulit karena panas. Jadi, saya sarankan untuk
membawa laptop, kalau bisa yang sudah dilengkapi dengan modem. Atau, bawa apa
saja yang bisa membuat terhibur.
Berikut saya coba buat
rancangan budget untuk belajar Bahasa Inggris di Pare. Dari perjalanan
berangkat dari Jakarta dengan keadaan tidak PD berbicara English dan payah
dalam menulis sampai tiga bulan kemudian pulang dengan PD berbicara Bahasa
Inggris dan yakin akan grammer yang dibuat dalam karangannya.
Perjalanan dari Jakarta
bisa naik Kereta sampai Jombang (kereta Bangunkarta), bisa juga dengan Bis
sampai di Kediri. Harga kereta Bangunkarta Eksekutif 180 ribu, Bangunkarta
bisnis 130 ribu, ekonomi kurang dari 50 ribu. Harga bis Eksekutif Lorena 215
ribu, tapi itu saya beli di akhir tahun, ketika harga sedang naik, kalau hari
biasa bisa lebih murah lagi. Dari terminal Kediri, naik bis Puspa Indah jurusan
Kediri-Malang, turun di BEC (tempat kursus paling tua di Pare) atau turun di GP
(Garuda Park), kemudian naik becak sampai kosan yang diinginkan. Becak dari GP
maksimal 5 ribu. Tawar dulu sebelum naik.
Saran saya, di bulan
pertama, santai saja dulu, lihat situasi, perluas pergaulan, cari informasi.
Masuk ke EA kemudian ambil program speaking dari Daffodiles untuk membangun
keberanian berbicara Bahasa Inggris. Di akhir bulan pertama, kita bisa refreshing
dengan mengikuti paket wisata ke Bali seharga 200 ribu. Ada sekitar 10 tujuan
wisata terkenal sudah masuk dalam paket itu. Jangan heran dengan harganya. Di
pare 100 rupiah juga masih berharga.
Di bulan ke-2 dan 3,
coba pindah ke tempat yang bukan EA, kemudian ikuti program Planet English dari
kursusan Kresna selama 7 minggu dengan biaya 190 ribu. Dalam program ini ada 5
pertemuan setiap harinya, tersebar dari pk 5.30 sampai pk 20.30. masing-masing
pertemuan lamanya 1,5 jam. Perhitungan saya, total semua itu menghabiskan
2.430.000. Namun, Anda masih bisa irit sampai kurang dari 2 juta dengan
mengurangi biaya transpor dan meniadakan jalan-jalan ke Bali. Saya jamin,
sekembalinya, Anda akan merasa jauh lebih baik dalam berbahasa Inggris…
Semoga bermanfaat…=)